Setiap tahun ajaran baru kami selalu mengajak anak-anak
untuk membeli sepatu baru. Kami biasa membelinya di Mitra Swalayan. Sekarang toko
tersebut sudah tidak ada (baru satu tahun tutup). Kebetulan adik saya salah
satu karyawan di sana. Tak jarang saya mengutarakan niat saya membelikan sepatu
anak-anak kepadanya. Dia menyarankan untuk membelinya pada saat diskon toko.
Kami mulai mencari-cari sepatu yang cocok untuk anak-anak
dan melibatkan langsung anak-anak untuk memilih sepatu yang disukainya. Di toko
banyak pilihan sepatu yang bagus-bagus. Sebelum kegiatan eksplorasi saya
memperingatkan anak-anak supaya mencari sepatu yang bagus, kuat dan tahan lama.
Sambil menunggu anak-anak memilih, saya mendatangi adik saya dan bertanya apa
kiranya sepatu yang bagus dan kuat? Dia mulai menjelaskan dengan sepatu
Tomkins.
Katanya, sepatu Tomkins aja modelnya bagus dan kuat. “Alah,
semua sepatu paling sama saja, kalau nggak atasnya yang jebol, outsolenya
trepes atau lem-lemannya mengelupas. Trik pabrik sepatu supaya laris,” kata
saya. “Sampeyan belum tahu sejarahnya sih,” katanya sambil mulai meyakinkan. “Ah
sama aja,” pikir saya.
Tak lama kemudian anak-anak menghampiri saya dan menunjukkan
pilihan sepatunya. “Ini Ma, sepatunya bagus kayaknya kuat, Mas suka!” anak saya
yang pertama membiasakan dirinya panggilan mas kepada adiknya. Si adik pun tak
kalah argumen dengan masnya. Adik menunjukkan sepatu pilihannya yang tak beda
jauh dengan kakak. Karena memang kakaknya selalu menjadi inspirasinya. Mereka
memang akrab dan saling ngobrol jika menginginkan sesuatu.
|
Everest VC Blackred
Tak terasa hampir satu jam, kami berada di toko. Saya mulai
melihat-lihat sepatu pilihan anak-anak dan berniat membawanya ke kasir.
Ternyata pilihan sepatu anak-anak adalah Tomkins. Adik saya pun tersenyum
memandangi kami seolah berkata “benarkan sepatu Tomkins banyak yang menyukainya”.
Sayapun membalasnya tersenyum dan berlalu.
Di rumah saya memandangi sepatu anak-anak. Dalam hati
berkata memang modelnya bagus sesuai dengan keinginan anak-anak dan tampaknya
kuat. Saya mulai berdiskusi kecil dengan suami saya dan bertanya kenapa pabrik
sepatu bisa mengerti keinginan anak-anak? atau anak-anak yang menyukai produk
sepatu buatan pabrik? Suamiku pun menyarankanku untuk menggali sendiri
jawaban-jawabannya dengan bertanya kepada mbah Google yang paling tahu.
Mulailah saya dengan pencarian melalui Google tentang sepatu
Tomkins. Ternyata sepatu Tomkins adalah buatan lokal Indonesia. Saya tidak
menyangka dari namanya kelihatan sepatu luar negeri atau paling tidak produk
Perusahaan Asing. Dari hasil pencarian
saya, pada awal pendiriannya merupakan perusahaan PMDN yang memproduksi sepatu
sport untuk tujuan ekspor. Perseroan memiliki buyer utama Reebok yang berasal
dari Amerika. Reebok merupakan salah satu merek sepatu internasional. Pantesan dulu di toko-toko banyak sepatu merek
Reebok yang terkenal kuat. Tahun 90an sepatu ini jadi andalan. Pada tahun 2002
Reebok menghentikan ordernya karena melakukan relokasi usaha. Maka mulailah Perseroan
yang kini bernama PT. Primarindo Asia
Infrastucture yang beralamat di Jl. Raya Ranca Bolang No. 98 Gedebage – Bandung
Indonesia merintis penjualan sepatu di pasar dalam negeri dengan merek Tomkins.
Gayung bersambut, masyarakat dapat menerima keberadaan nama
dan model sepatu Tomkins. Ditambah lagi dengan perkembangan teknologi canggih
internet semua orang bisa mengakses website sepatu Tomkins http://www.tomkins.id . Disana banyak tersedia
pilihan aneka model sepatu dari anak-anak hingga dewasa laki-laki maupun
perempuan. Beberapa model diantaranya sepatu casual, sepatu sekolah, sepatu
futsal, sepatu touring, sepatu gunung, sepatu olahraga dan lainnya. Bentuknya modis
dan harganya terjangkau. Memang benar jika dikatakan kalau Perusahaan Sepatu
Tomkins merupakan pemimpin di industri sepatu Indonesia. Selalu saja ada inovasi dan model terbaru
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat Indonesia.